Pengikut

Translate

Wikipedia

Hasil penelusuran

II. E-COMMERSE

 BAB II

E-Commerce

Kompetensi Dasar

3.2. Menerapkan prosedur pemasaran dalam e-commerce

4.2. Mengoperasikan pemasaran dalam E-commerce

Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari bab ini diharapkan siswa mampu

  1. Memahami pengertian E-commerce
  2. Merinci konsep E- Commerce
  3. Menganalisis tantangan dalam perkembangan E-Commerce
  4. Menganalisis ruang lingkup E-Commerce
  5. Memperjelas karakteristik E.-Commerce
  6. Mengkategorikan mekanisme E-Commerce
  7. Menganalisis faktorr kunci sukses dalam E-Commerce
  8. Mengidentifikasi strategi pemsaran E-Commerce
  9. Memutuskan proses pengiriman barang
  10. Menganalisis cara pembayaran
  1. Pengertian E-Commerce

E-commerce (Elektronik Commerce) atau dalam bahasa indonesia Perdagangan Secara Elektronik adalah aktivitas penyebaran, penjualan, pembelian, pemasaran produk (barang dan jasa), dengan memanfaatkan jaringan telekomunikasi seperti internet, televisi, atau jaringan komputer lainnya.
Secara sederhana e-commerce adalah proses pembelian maupun penjualan produk secara elektronik. e-commerce sendiri makian kian berkembang beberapa tahun belakangan ini dan secara perlahap menggantikan toko tradisional ( Offline )

Pengertian E-commerce menurut para ahli

Dengan berbagai definisi tentang E-commerce. Maka, beberapa ahli yang menjelaskan tentang apa itu E-commerce adalah sebagai berikut :

1.    Kalakota dan Whinston 

Menurut mereka Pengertian E-commerce adalah aktivitas beIanja online dengan menggunakan jaringan internet dan cara transaksinya melaIui transfer uang secara digital. meninjau pengertian E-Commerce dari empat perspektif, yaitu :

  1. Perspektif komunikasi, E-Commerce ialah sebuah proses pengiriman barang, layanan, informasi, atau pembayaran melalui komputer ataupun peralatan elektronik lainnya.
  2. Perspektif proses bisnis, E-Commerce merupakan sebuah aplikasi dari suatu teknologi menuju otomatisasi dari transaksi bisnis dan aliran kerja.
  3. Perspektif layanan, E-Commerce ialah suatu alat yang memenuhi keinginan perusahaan, manajemen, dan konsumen untuk mengurangi biaya layanan (service cost) ketika meningkatkan kualitas barang dan meningkatkan kecepatan layanan pengiriman
  4. Perspektif online, E-Commerce menyediakan kemampuan untuk membeli dan menjual produk atau barang serta informasi melalui layanan internet maupun sarana online yang lainnya

2.      Loudon 

Menurut Loudon pengertian E-Commerce adalah suatu proses transaksi jual beli yang dilakukan oleh pembeli dan penjual secara elektronik dari perusahaan ke perusahaan lain. Dalam transaksi tersebut menggunakan komputer sebagai perantaranya.

3.      Shely Cashman

Menurut Shely Cashman E-commerce merupakan transaksi bisnis yang terjadi dalam jaringan elektronik, seperti internet.

4.      Jony Wong

Menurut Jony Wong pengertian dari electronic commerce adalah pembelian, penjualan dan pemasaran barang / jasa melaIui sistem elektronik.

5.      McLeod Pearson

Menurut McLeod Pearson Perdagangan elektronik atau yang disebut juga e-commerce, adalah pelaksanakan proses bisnis dengan memanfaatkan jaringan komunikasi dan komputer.

  • Konsep E-Commerce


Konsep e-commerce terdiri dari :
1. Konsep Dasar Informasi
Konsep yang berbasis dari teknologi informasi  dan komunikasi untuk perdagangan dalam penggunaan internet.Penggunaan internet ini digunakan sebagai media informasi dalam melakukan transakasi berupa produk dan jasa.

2. Analisis Sistem
sebagai penguraian dari suatu sistem informasi
menjadi beberapa bagian kecil yang dimaksudkan untuk mengidentifikasikan kesalahan, kesempatan, hambatan,dan kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan pengembangan dari sistem informasi tersebut.

3. Perancangan Sistem
Setelah tahap analisis sistem, maka diketahui kelemahan-kelemahan sistem tersebut. Sehingga dalam tahap ini dibuat persiapan dan perancangan rinci terhadap sistem informasi yang akan dibangun.

4. Mekanisme E-Commerce
Pada mekanisme e-commerce ini, dimana pembeli yang hendak memilih belanjaan yang akan dibeli bisa menggunakan “shopping cart” untuk melakukan transaksi terhadap barang-barang yang telah dipilih dan akan dibayar.Shopping cart’ biasanya berupa formulir dalam web, dan dibuat dengan kombinasi CGI, database, dan HTML.Setelah pembeli mengadakan transaksi, retailer akan mengirimkan barang yang dipesan melalui jasa pos langsung ke rumah pembeli. Beberapa cybershop menyediakan fasilitas bagi pembeli untuk mengecek status barang yang telah dikirim melalui internet.


5. Software untuk Pembuatan E-Commerce
Dalam pembuatan toko online/e-commerce membutuhkan software atau aplikasi tertentu untuk mengatur inventarisasi barang dan transaksi penjualan.

  • Alternatif Pembayaran untuk E-commerce
    Untuk transaksi pembayaran, e-commerce memeiliki banyak alternatif. Caranya dengan mendaftar  sebagai customer pada web tersebut. bagi customer yang memiliki kartu kredit dapat menggunakan kartu tersebut. Atau bisa juga menggunakan paypal, transfer bangking, ataupun cash delivery.

    7. Keamanan E-commerce
    Dalam prakteknya, berbelanja di web memerlukan koneksi ke internet dan browser yang mendukung transaksi elektronik yang aman, seperti Microsoft Internet Explorer dan Netscape Navigator. Standar enkripsi yang digunakan dalam e-commerce pada saat ini adalah SET (Secure Electronic Transaction). Selain digunakan untuk pembayaran dengan credit card, SET juga digunakan untuk pembayaran dengan smartcard. Dengan menggunakan SET, kerahasiaan informasi customer (berupa nama dan nomor kartunya) bisa dijaga. SET juga bisa menjaga autotentifikasi atau identitas penjual dan customer, sehingga tidak bisa disalahgunakan oleh sembarang orang.
  • Tantangan dalam Perkembangan E-Commerce

E-commerce  saat ini banyak tersedia dan semakin memudahkan masyarakat untuk mendapatkan barang maupun jasa yang dibutuhkan tanpa perlu keluar rumah. Konsumen cukup meng-klik pilih barang, memasukkan dalam keranjang belanja, kemudian memilih metode pembayaran dan pengiriman. Barang yang dipesan langsung diproses pengirimannya ke tempat tujuan. Tentu sangat praktis dan hemat tenaga. Akan tetapi, e-commerce di tanah air ternyata juga menghadapi berbagai tantangan mulai dari logistik hingga karakteristik konsumen. Tantangan tersebut antara lain:

1. Layanan Sistem Pembayaran


Pelaku e-commerce masih banyak yang menadopsi layanan pembayaran manual – EKRUT

Tantangan pertama ini banyak dibicarakan oleh pegiat e-commerce. Mengenai masalah pembayaran. Di satu sisi, saat ini memang semakin banyak dijumpai layanan pembayaran online. Namun di sisi lain, para pelaku e-commerce masih banyak mengadopsi layanan pembayaran manual.

Caranya, melalui transfer antarrekening maupun kartu kredit. Seharusnya, persoalan ini menjadi isu yang patut diperhatikan para pelaku e-commerce, untuk memajukan iklim industri perdagangan online Indonesia di masa mendatang.

2. Arus logistik


Pengiriman logistik antar daerah masih membutuhkan biaya relatif mahal – EKRUT

Indonesia merupakan negara kepulauan dengan ribuan pulau. Kondisi geografis ini menghadirkan tantangan tersendiri bagi e-commerce. Misalnya, pengiriman barang dari Indonesia Barat ke Indonesia Timur, masih membutuhkan biaya yang relatif mahal.

Komponen biaya ini tentu menjadi pertimbangan konsumen sebelum melakukan transaksi di e-commerce. Oleh karena itu, promosi bebas ongkos kirim pun gencar ditawarkan e-commerce. 

Tak selesai sampai di situ, para pedagang yang mengimpor barang-barang dari luar negeri pun harus berurusan dengan dwelling time, alias waktu tunggu di pelabuhan. Problem klasik ini disebut-sebut terjadi akibat ruwetnya rantai distribusi dan proses birokrasi.

3. Karakter konsumen


Kebanyakan konsumen masih mendasarkan loyalitas berdasar harga – EKRUT

Karakter konsumen menjadi tantangan e-commerce berikutnya. Misalnya, sebagian besar konsumen menginginkan transaksi yang lebih personal. Caranya, dengan menghubungi penjual secara langsung melalui WhatsApp dan LINE. Masih ada kelompok konsumen yang menilai transaksi ini lebih personal dan terpercaya, dibandingkan lewat website yang kaku. Untuk menyiasatinya, e-commerce menghadirkan  chatbot maupun fitur messenger, untuk memfasilitasi komunikasi pedagang dan pembeli.

Selain itu, tantangan lainnya adalah kecenderungan konsumen untuk memilih e-commerce yang menawarkan banyak promosi dan harga murah. Saat masa berlaku promosi ini selesai, konsumen pun akan mencari e-commerce lain dengan tawaran serupa.

4. Jumlah produk lokal masih kalah dibanding produk impor 


Meski potensi besar, namun produk di e-commerce Indonesia masih banyak impor  – EKRUT

Salah satu tantangan lain yang masih dihadapi e-commerce Indonesia adalah dalam hal jumlah produk lokal dan impor yang masih belum sebanding.

  • Ruang Lingkup E-Commerce

1.        Business-to-Business (B2B)

B2B e-commerce meliputi semua transaksi elektronik barang atau jasa yang dilakukan antar perusahaan. Produsen dan pedagang tradisional biasanya menggunakan jenis e-commerce ini.

Umumnya e-commerce dengan jenis ini dilakukan dengan menggunakan EDI (Electronic Data Interchange) dan email dalam proses pembelian barang dan jasa, informasi dan konsultasi, atau pengiriman dan permintaan proposal bisnis.

EDI (Electronic Data Interchange) adalah proses transfer data yang terstruktur, dalam format standar yang disetujui, dari satu sistem komputer ke sistem komputer lainnya, dalam bentuk elektronik.

Contoh website e-commerce B2B adalah Bizzy dan Ralali.

Bizzy merupakan eCommerce pertama yang memiliki konsep B2B atau Business To Business di Indonesia. Bizzy menyediakan solusi bagi perusahaan yang memiliki masalah dalam hal pengadaan suplai dan jasa kebutuhan bisnis.

Produk yang disediakan oleh Bizzy antara lain, Office Supplies (ATK), Elektronik, Pantry dan lain-lain.

Contoh salah satu website yang menerapkan jenis e-commerce B2B

Ralali adalah salah satu perusahaan B2B eCommerce Indonesia yang menjual produk-produk MRO (Maintenance, Repair, and Operational).

Dengan perusahaan PT. Raksasa Laju Lintang yang telah aktif sejak 2013, Ralali menyedian berbagai macam kebutuhan otomotif, alat ukur, GPS, dan peralatan listrik lainnya.

2.    Business-to-Consumer (B2C)

B2C adalah jenis e-commerce antara perusahaan dan konsumen akhir. Hal ini sesuai dengan bagian ritel dari e-commerce yang biasa dioperasikan oleh perdagangan ritel tradisional.

Jenis ini bisa lebih mudah dan dinamis, namun juga lebih menyebar secara tak merata atau bahkan bisa terhenti.

Jenis e-commerce ini berkembang dengan sangat cepat karena adanya dukungan munculnya website serta banyaknya toko virtual bahkan mal di internet yang menjual beragam kebutuhan masyarakat.

Sementara di negara maju seperti Amerika sudah banyak kisah sukses e-commerce yang berhasil dibidang ritel online.

Salah satu contoh penerapan jenis e-commerce B2C

Jika dibandingkan dengan transaksi ritel tradisional, konsumen biasanya memiliki lebih banyak informasi dan harga yang lebih murah serta memastikan proses jual beli hingga pengiriman yang cepat.

Beberapa website di Indonesia yang menerapkan e-commerce tipe ini adalah BhinnekaBerrybenkadan Tiket.com.

Jenis e-commerce ini biasa digunakan oleh penjual atau produsen yang serius menjalankan bisnis dan mengalokasikan sumber daya untuk mengelola situs sendiri.

3.    Consumer-to-Consumer (C2C)

C2C merupakan jenis e-commerce yang meliputi semua transaksi elektronik barang atau jasa antar konsumen. Umumnya transaksi ini dilakukan melalui pihak ketiga yang menyediakan platform online untuk melakukan transaksi tersebut.

Beberapa contoh penerapan C2C dalam website di Indonesia adalah Tokopedia, Bukalapak dan Lamido. Disana penjual diperbolehkan langsung berjualan barang melalui website yang telah ada.

Namun ada juga website yang menerapkan jenis C2C dan mengharuskan penjual terlebih dulu menyelesaikan proses verifikasi, seperti Blanja dan Elevenia.

Salah satu contoh penerapan jenis e-commerce C2C

4. Consumer-to-Business (C2B)

C2B adalah jenis e-commerce dengan pembalikan utuh dari transaksi pertukaran atau jual beli barang secara tradisional. Jenis e-commerce ini sangat umum dalam proyek dengan dasar multi sumber daya.

Sekelompok besar individu menyediakan layanan jasa atau produk mereka bagi perusahaan yang mencari jasa atau produk tersebut.

Contohnya adalah sebuah website dimana desainer website menyediakan beberapa pilihan logo yang nantinya hanya akan dipilih salah satu yang dianggap paling efektif.

Platform lain yang umumnya menggunakan jenis e-commerce ini adalah pasar yang menjual foto bebas royalti, gambar, media dan elemen desain seperti www.istockphoto.com.

Salah satu penerapan e-commerce jenis C2B

Contoh lainnya adalah www.mybloggerthemes.com, sebuah website yang menjual ragam templateblog dari berbagai pengembang template.

Pembuat template dapat mengupload template yang dibuatnya pada link yang telah disediakan oleh MBT, kemudian MBT akan menjual template yang telah di upload dan berbagi keuntungan dengan pembuat template.

E.    Karakteristik E-Commerce

E-Commerce memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Terjadinya transaksi antara dua belah pihak;
Dengan menghubungkan jaringan komputer perusahaan dengan internet, perusahaan dapat menjalin hubungan bisnis dengan rekan bisnis atau konsumen secara lebih efisien. Sampai saat ini internet merupakan infrastruktur yang ideal untuk menjalankan e-commerce, sehingga istilah E-Commerce pun menjadi identik dengan menjalankan bisnis di internet.

2. Adanya pertukaran barang, jasa, atau informasi;
Pertukaran informasi dalam E-Commerce dilakukan dalam format dijital sehingga kebutuhan akan pengiriman data dalam bentuk cetak dapat dihilangkan. Dengan menggunakan sistem komputer yang saling terhubung melalui jaringan telekomunikasi, transaksi bisnis dapat dilakukan secara otomatis dan dalam waktu yang singkat. Akibatnya informasi yang dibutuhkan untuk keperluan transaksi bisnis tersedia pada saat diperlukan. Dengan melakukan bisnis secara elektronik, perusahaan dapat menekan biaya yang harus dikeluarkan untuk keperluan pengiriman informasi. Proses transaksi yang berlangsung secara cepat juga mengakibatkan meningkatnya produktifitas perusahaan.


3. Internet merupakan medium utama dalam proses atau mekanisme perdagangan tersebut.
Intranet merupakan infrastruktur jaringan komputer yang menghubungkan semua sumber daya manusia, baik manajmen maupun staf, dalam sebuah perusahaan sehingga dengan mudah mereka dapat saling berkomunikasi untuk menunjang aktivitas bisnis sehari-hari. Aplikasi-aplikasi yang berhubungan dengan komunikasi, kolaborasi, dan kooperasi biasanya diimplementasikan di dalam sistem intranet ini.
Ekstranet merupakan sebuah infrastruktur jaringan yang menghubungkan perusahaan dengan para pemasok dan rekanan bisnisnya. Jika dahulu teknologi EDI (Electronic Data Interchange) banyak dipergunakan untuk keperluan ini, tipe E-Commerce B-to-B merupakan pilihan tepat untuk membangun sistem ekstranet di perusahaan.

F. Mekanisme E-Commerce


        Mempelajari E-Commerce sebenarnya cukup mudah, karena tidak jauh berbeda dengan memahami bagaimana perdagangan atau bisnis selama ini dijalankan. Yang membedakannya adalah dilibatkannya teknologi komputer dan telekomunikasi secara intensif sebagai sarana untuk melakukan dua hal utama (Kosiur, 1997):
1. Mengolah data mentah menjadi informasi yang dapat dimanfaatkan bersama oleh para pelaku bisnis dan konsumen; dan
2. Mendistribusikan data atau informasi tersebut secara cepat dan efisien ke seluruh komponen bisnis yang membutuhkan.

Dari beragam jenis aplikasi E-Commerce yang ada, secara prinsip mekanisme kerjanya kurang lebih sama
Sumber: David Kosiur, 1997

Ada dua hal utama yang biasa dilakukan oleh konsumen (Customers) di dunia maya (arena transaksi yang terbentuk karena adanya jaringan internet). Pertama adalah melihat produk-produk atau jasa-jasa yang diiklankan oleh perusahaan terkait melalui website-nya (Online Ads). Kedua adalah mencari data atau informasi tertentu yang dibutuhkan sehubungan dengan proses transaksi bisnis atau dagang (jual beli) yang akan dilakukan.
Jika tertarik dengan produk atau jasa yang ditawarkan, konsumen dapat melakukan transaksi perdagangan dengan dua cara. Cara pertama adalah secara konvensional (Standard Orders) seperti yang selama ini dilakukan, baik melalui telepon, faks, atau langsung datang ke tempat penjualan produk atau jasa terkait. Cara kedua adalah melakukan pemesanan secara elektronik (Online Orders), yaitu dengan menggunakan perangkat komputer yang dapat ditemukan dimana saja (rumah, sekolah, tempat kerja, warnet, dsb.).

Berdasarkan pesanan tersebut, penjual produk atau jasa akan mendistribusikan barangnya kepada konsumen melalui dua jalur (Distribution). Bagi perusahaan yang melibatkan barang secara fisik, perusahaan akan mengirimkannya melalui kurir ke tempat pemesan berada. Yang menarik adalah jalur kedua, dimana disediakan bagi produk atau jasa yang dapat digitisasi (diubah menjadi sinyal digital). Produk-produk yang berbentuk semacam teks, gambar, video, dan audio secara fisik tidak perlu lagi dikirimkan, namun dapat disampaikan melalui jalur internet. Contohnya adalah electronic newspapers, digital library, virtual school, dan lain sebagainya.

Selanjutnya, melalui internet dapat dilakukan pula aktivitas pasca pembelian, yaitu pelayanan purna jual (Electronic Customer Support). Proses ini dapat dilakukan melalui jalur konvensional, seperti telepon, ataupun jalur internet, seperti email, tele conference, chatting, dan lain-lain. Diharapkan dari interaksi tersebut di atas, konsumen dapat datang kembali dan melakukan pembelian produk atau jasa di kemudian hari (Follow-On Sales).

Secara strategis, ada tiga domain besar yang membentuk komunitas E-Commerce, yaitu: proses, institusi, dan teknologi. Seperti telah dijelaskan di atas, proses yang terjadi di dalam perdagangan elektronik kurang lebih sama.

Elemen pertama adalah “proses”. Proses yang berkaitan dengan produk atau jasa fisik, biasanya akan melalui rantai nilai (value chain) seperti yang diperkenalkan oleh Michael Porter:
1. Proses utama terdiri dari: inbound logistics, production, outbound logistics and distribution, sales and marketing, dan services; dan
2. Proses penunjang terdiri dari: procurement, firm infrastructure, dan technology.
3. Sementara proses yang melibatkan produk atau jasa digital, akan mengikuti rantai nilai virtual (virtual value chain) seperti yang diperkenalkan oleh Indrajit Singha, yang meliputi rangkaian aktivitas: gathering, organizing, selecting, synthesizing, dan distributing.

Sumber: David Kosiur, 1997

Elemen kedua adalah “institusi”. Salah satu prinsip yang dipegang dalam E-Commerce adalah diterapkannya asas jejaring (inter-networking), dimana dikatakan bahwa untuk sukses, sebuah perusahaan E-Commerce harus bekerja sama dengan berbagai institusi-institusi yang ada (perusahaan tidak dapat berdiri sendiri). Sebuah perusahaan dotcom misalnya, dalam menjalankan prinsip-prinsip perdagangan elektronik harus bekerja sama dengan pemasok (supplier), pemilik barang (merchant), penyedia jasa pembayaran (bank), bahkan konsumen (customers).  Kerjasama yang dimaksud di sini akan mencapai tingkat efektivitas dan efisiensi yang diinginkan dengan cara melakukannya secara otomatis (melibatkan teknologi komputer dan telekomunikasi).

Elemen ketiga adalah “teknologi informasi”. Pada akhirnya secara operasional, faktor infrastruktur teknologi akan sangat menentukan tingkat kinerja bisnis E-Commerce yang diinginkan. Ada tiga jenis “tulang punggung” teknologi informasi yang biasa dipergunakan dalam konteks perdagangan elektronik: intranet, ekstranet, dan internet. Intranet merupakan infrastruktur teknologi informasi yang merupakan pengembangan dari teknologi lama semacam LAN (Local Area Network) dan WAN (Wide Area Network). Prinsip dasar dari intranet adalah dihubungkannya setiap sumber daya manusia (manajemen, staf, dan karyawan) di dalam sebuah perusahaan. Dengan adanya jalur komunikasi yang efisien (secara elektronis), diharapkan proses kolaborasi dan kooperasi dapat dilakukan secara efektif, sehingga meningkatkan kinerja perusahaan dalam hal pengambilan keputusan. Setelah sistem intranet terinstalasi dengan baik, infrastruktur berikut yang dapat dibangun adalah ekstranet. Ekstranet tidak lebih dari penggabungan dua atau lebih intranet karena adanya hubungan kerja sama bisnis antara dua atau lebih lembaga. Contohnya adalah sebuah perusahaan yang membangun “interface” dengan sistem perusahaan rekanannya (pemasok, distributor, agen, dsb.). Format ekstranet inilah yang menjadi cikal bakal terjadinya tipe E-Commerce B-to-B (Business-to-Business).  Infrastruktur terakhir yang dewasa ini menjadi primadona dalam perdagangan elektronik adalah menghubungkan sistem yang ada dengan “public domain”, yang dalam hal ini diwakili oleh teknologi internet. Internet adalah gerbang masuk ke dunia maya, dimana produsen dapat dengan mudah menjalin hubungan langsung dengan seluruh calon pelanggan di seluruh dunia. Di sinilah tipe perdagangan E-Commerce B-to-C (Business-to-Consumers) dan C-to-C (Consumers-to-Consumers) dapat diimplementasikan secara penuh.

G. Faktor Penentu Kesuksesan E-Commerce

Pertumbuhan e-commerce meningkat sejalan dengan tumbuhnya pengguna internet serta kepercayaan masyarakat untuk bertransaksi secara daring. Berikut adalah penentu keberhasilan sebuah situs e-commerce dan bisa membuatnya bertahan di tengah pesatnya pertumbuhan e-commerce saat ini.

  1. Desain website dan apliksi

Ketika masuk ke toko konvensional, tampilan toko, tata letak, dan keramahan pramuniaga menjadi daya tarik seseorang untuk berbelanja. Maka ketika masuk ke toko daring tampilan website atau aplikasi, desain antarmuka, dan navigasi yang mudah akan membuat pelanggan lebih nyaman saat berbelanja.

  • Harga

Persaingan harga dapat menjadi faktor penentu keputusan orang ketika berbelanja. Situs e-commerce yang sering menawarkan harga lebih murah dengan potongan harga menarik akan membuat seseorang lebih senang berbelanja dan akhirnya merekomendasikan situs tersebut kepada orang lain.

  • Pilihan produk

Banyaknya pilihan produk yang ditawarkan juga menjadi penentu kesuksesan e-commerce. Bayangkan jika produk yang dijual sedikit dan banyak produk yang stoknya habis? Otomatis penjualan pada situs tersebut menjadi berkurang dan pelanggan akan beralih ke situs lain. Maka jangan heran jika saat ini situs e-commerce besar memiliki banyak pedagang meskipun produk yang dijual sama.

  • Pelayanan

Meskipun saat ini pelayanan di situs e-commerce serba otomatis menggunakan sistem. Tetap saja pihak e-commerce sebaiknya menyediakan layanan call center yang siap siaga menampung keluhan dan memberikan solusi kepada pelanggan dengan cepat jika terjadi masalah saat proses jual-beli.

  • Pemasaran kreatif

Pada era digital pemasaran dapat dilakukan berbagai macam cara dan sekreatif mungkin agar menarik perhatian hingga akhirnya banyak dibicarakan. Ketika sebuah situs e-commerce sudah banyak dibicarakan secara positif baik di dunia maya dan dunia nyata, maka akan meningkatkan kepercayaan masyarakat untuk berbelanja di situs tersebut.

  • Kecepatan akses

Ketika sebuah situs banyak diakses, maka semakin tinggi kapasitas bandwith, ram, dan data transfer yang dibutuhkan. Oleh karena itu, sebuah situs e-commerce harus memiliki server berkapasitas besar agar website atau aplikasi terhindar dari kondisi ‘hang‘.

Pilih server yang dapat memenuhi kebutuhan Anda agar situs dan aplikasi e-commerce dapat memberikan respons cepat kepada pelanggan. Selain itu, perhatikan juga tingkat toleransi panas yang dihasilkan oleh server. Pilih server yang lebih sedikit menghasilkan panas. Semakin sedikit panas yang dihasilkan oleh sebuah server, maka akan semakin efisien daya yang digunakan. Tidak hanya itu, server yang lebih sedikit menghasilkan panas berarti tidak terlalu banyak memerlukan pendingin ruangan untuk menjaga kinerja server tetap optimal. Dengan demikian, selain dapat menjaga performa website dan aplikasi e-commerce, Anda pun bisa memangkas biaya pengeluaran perawatan server dan daya listrik.

H. Strategi Pemasaran E-Commerce

Di awal telah dijelaskan sedikit bahwa menjalankan strategi pemasaran bukanlah pekerjaan mudah, walaupun terlihat demikian adanya. Untuk itu, silakan simak 8 strategi pemasaran e-commerce berikut ini:

1. Media sosial

Mengelola media sosial hari ini bukanlah pekerjaan yang mudah. Walaupun terlihat simple, Anda harus memliki perencanaan yang matang untuk menjalankan strategi pemasaran menggunakan medio sosial. Terlebih, setiap media sosial memilki karakernya masing-masing.

Contohnya, jika Anda adalah seorang fashion retailer tentu tak mungkin menjual barang dagangan Anda di LinkedIn. Platform yang cocok untuk Anda adalah Instagram, Facebook, dan Pinterest. Jadi, setelah menemukan platform yang dirasa cocok untuk bisnis Anda, saatnya memikirnan starategi pemasaran media sosial.

Misalnya, konten apa yang harus Anda posting, taktik apa yang Anda lakukan untuk meningkatkan pertumbuhan, hingga seberapa sering Anda memposting konten.

Berikut ini adalah strategi pemasaran e-commerce menggunakan media sosial yang harus Anda ketahui:

·         Share user-generated content

Strategi pertama yang bisa Anda lakukan adalah membagikan konten dari user atau yang disebut dengan user generated content. Untuk media sosial, kita akrab dengan istilah repost. Anda bisa merepost konten dari pengguna yang menggunakan produk Anda, dan tentu saja dengan seizing mereka. Ini sangat membantu membangun loyalitas pelanggan dan membantu meringankan beban kerja Anda.

·         Menganalisa demografi

Analisa demografi sangat tepat akan membuat Anda tahu siapa audiens Anda. Untuk menganalisa demografi, Anda bisa menggunakan dari media sosial yang bersangkutan. Atau juga bisa menggunakan tools pihak ketiga seperti Sprout Social.

·         Membuat postingan terjadwal

Seberapa sering Anda memposting konten? Jenis konten apa yang Anda bagikan? Kapan waktu paling ramai pada postingan Anda. Setelah tahu waktu dan konten apa saja yang ramai, selanjutnya Anda bisa membuat penjadwalan posting. Ini akan berpengaruh pada konsistensi Anda dalam kegiatana pemasaran.

2. SEO

Kalau Anda bertanya, apa cara yang paling tepat untuk menarik traffic ke website daripada media sosial? SEO adalah jawabannya. SEO bukan hanya tentang memilih kata kunci yang tepat. Search engine optimization adalah tentang cara memperoleh traffic baru. Berikut ini adalah yang harus Anda perhatikan saat menerapkan strategi pemasaran e-commerce berbasis SEO:

·         Konten yang selalu baru

Konten apakah yang dicari oleh pengguna? Tentu saja konten yang fresh. Tapi jika membuat konten baru dirasa akan memakan waktu, Anda bisa mengupdate konten lama. Anda bisa menambahkan hal-hal yang relevan, sekaligus membuang bagian yang dirasa sudah outdated.

·         Menggunakan SEO Tools

Salah satu cara untuk mengukur performa SEO Anda adalah menggunakan tools SEO. Di website, Anda bisa menggunakan plugin SEO seperti Yoast SEO ataupun Jetpack. SEO tools akan memberitahu kesalahan-kesalahan apa yang Anda lakukan.

3. Content marketing

Salah satu metode pemasaran yang paling populer saat ini adalah content marketing. Content marketing sangat bagus sebagai sarana customer acquisition. Content marketing yang bagus adalah yang memberikan edukasi kepada pelanggan. Bukan hanya mencari keuntungan jangka pendek semata. Jangka panjang adalah tujuan dari content marketing.

Ada tiga hal yang harus Anda perhatikan berkaitan dengan konten marketing. Pertama adalah niche. Website yang paling sukses adalah yang memiliki niche spesifik. Niche spesifik juga akan memperluas audiens Anda. Melakukan hal yang sebaliknya, dalam hal ini tidak memiliki niche yang spesifik tak akan menghasilkan hasil yang sama.

Kedua adalah membuat konten berdasarkan siapa audiens Anda. Jika Anda ingin mendatangkan traffic dari SEO untuk mengumpulkan pengunjung, Anda bisa memulainya dengan blog harian.

Ketiga adalah lakukan inovasi pada content Anda. Inovasi akan membedakan Anda dengan pesaing. Untuk benar-benar mengeluarkan konten pemasaran yang andal, Anda bisa mengamati konten yang sama dengan niche Anda, menirunya, dan member sedikit sentuhan padanya.

4. Kolaborasi

Melakukan kolaborasi dapat membantu meningkatkan bisnis Anda. Strategi pemasaran seperti kolaborasi memungkinkan Anda meningkatkan skala bisnis memanfaatkan audiens dari brand lain. Dengan memanfaatkan audiens brand lain, kampanye marketing Anda dapat menjangkau audiens yang lebih besar.

Dua jenis kolaborasi yang paling umum diketahui adalah influencer marketing dan menampilkan brand di konten. Influencer marketing memungkinkan Anda untuk meningkatkan bisnis menggunakan influencer. Ini metode yang bagus jika Anda memiliki audiens kecil tapi ingin mendapatka eksposur besar.

5. Email marketing

Bagi banyak pelaku bisnis online, email marketing dapat meningkatkan traffic secara lebih cepat. Anda bisa membuat daftar email dengan meminta pelanggan memasukkan email saat mereka akan melakuan checkout. Atau, Anda juga bisa menambahkan form opsional di halaman  populer yang ada di website toko online.

6. Advertising

Advertising adalah salah satu strategi pemasaran utama yang bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan. Walaupun Anda harus membayar, cara ini dipandang efektif oleh banyak pelaku bisnis. Beberapa platform iklan yang populer digunakan antara lain Facebook Ads, Instagram Ads, dan Google Ads. Ketiganya adalah platform iklan digital raksasa, yang nyaris digunakan oleh para pebisnis online.

7. Giveaway

Giveaway menjadi cara yang efektif untuk menarik pelanggan baru. Memang, strategi pemasaran ecommerce ini tak bisa digunakan setiap hari. Namun ketika dilakukan pada momen tertentu, giveaway dapat secara signifikan mengerek traffic Anda.

8. Video marketing

Video adalah salah satu strategi pemasaran yang semakin relevan dengan zaman. Apalagi sekarang semakin mudah untuk membuat video. Anda bisa memulainya menggunakan smartphone untuk merekam, mengedit, dan membagikannya di media sosial Anda.

I. Proses Pengiriman Barang

Pernah tidak berfikir kenapa jika berbelanja online barang yang dipesan membutuhkan waktu sehari hingga seminggu untuk sampai ke alamat tujuan?

Di industri e-commerce Indonesia, rebut-rebutan kepercayaan konsumen bukanlah hal baru. Banyak perusahaan menghadirkan narasi tentang pengirimanbarang yang mudah, murah, cepat, dan tepat untuk menggaet kepercayaan calon pembeli. Pengiriman ekspres pun menjadi salah satu pilihan jika pembeli ingin barangnya sampai esok hari setelah pemesanan.

Kami di iPrice menemukan lima alur distribusi yang biasa ditempuh untuk mengantar barang ke konsumen dalam industri ini.

1. Perusahaan E-commerce > Pembeli

Perkembangan teknologi mendorong perubahan pada aktivitas perusahaan. Jika dulu suatu perusahaan sebatas memproduksi barang, maka kini mereka juga bisa melakukan aktivitas multi aspek. Salah satunya yakni menunaikan proses distribusi secara mandiri. Barang-barang yang telah mereka produksi dapat langsung dikirim ke pembeli menggunakan tim pengiriman sendiri.

Perusahaan yang memiliki alur distribusi mandiri biasanya juga menerapkan konsep satu pintu dalam layanan belanja online. Maksud satu pintu ini yakni menjadikan halaman situs perusahaannya sebagai platform memajang produk sekaligus tempat transaksi langsung yang didukung jasa pengiriman.

Jadi begitu pembeli menyelesaikan transaksinya, barang yang dipesan akan langsung dikemas dan diproses tim pengiriman ke alamat tujuan. Perusahaan berjenis Business to Consumer (B2C) seperti Sephora, Brodo, dan Alfacart kerap menggunakan alur distribusi langsung ini.

2. Perusahaan E-commerce > Perusahaan Ekspedisi > Pembeli

Tidak semua perusahaan e-commerce mampu membina tim distribusi sendiri. Terlebih, geografis pasar Indonesia begitu luas untuk dijangkau. Karenanya, masih banyak perusahaan yang hanya berfokus untuk pengadaan dan penjual produk dari situs mereka sendiri.

Calon pembeli tetap bisa memilih produk dan melakukan transaksi di situs perusahaan terkait. Tapi begitu pembayaran telah dilunasi, produk yang dipilih pembeli akan diantar perusahaan e-commerce ke perusahaan ekspedisi eksternal. Ketika sampai di perusahaan ekspedisi, tim pengiriman terlebih dulu mendata dan menyortir alamat barang sebelum diantar ke pembeli.

Terkadang proses ini memakan waktu lebih lama jika kuantitas barang yang masuk ke gudang perusahaan ekspedisi membludak. Dalam beberapa kondisi, perusahaan ekspedisi dapat pula menjemput barang pesanan langsung dari warehouse perusahaan e-commerce. Perusahaan B2C seperti Bukupedia dan Alfacart kerap mengandalkan alur distribusi ini untuk pengiriman produk ke pembeli.

3. Penjual Online > Perusahaan Ekspedisi > Pembeli

Jumlah pedagang online di Indonesia semakin subur seiring bertambah populernya platform e-commerce dan e-marketplace. Dengan adanya platform itu, kini para penjual tidak perlu lagi bergantung dengan keberadaan gudang atau toko fisik untuk menyimpan barang jualan. Mereka dapat berjualan di manapun berada. Para pedagang cukup mengiklankan barang di platform terkait.

Begitu ada pembeli yang membeli barang, pedagang di platform e-commerce/e-marketplace akan mengemas barang itu untuk kemudian diantar ke perusahaan ekspedisi eksternal. Ada banyak perusahaan ekspedisi yang diberdayakan pedagang online. Mulai dari pemain ekspedisi lama seperti JNE, TIKI, POS Indonesia, hingga penyedia layanan pengiriman berbasis aplikasi seperti Go-Send dan Grab Express. Pembeli juga dapat memilih sendiri perusahaan ekspedisi yang tertera di etalase toko online terkait.

Alur distribusi seperti ini dapat ditemukan di platform e-commerce dan e-marketplace seperti Tokopedia, Bukalapak, Shopee, Lazada, Sorabel, Elevenia, dan Maskoolin yang mewadahi pedagang-pedagang online skala kecil dan menengah.

4. Penjual Online > Perusahaan E-commerce > Pembeli

Di samping menyediakan wadah berjualan, sejumlah perusahaan e-commerce juga menawarkan slot warehouse mereka pada pedagang online sebagai tempat penyimpanan sementara barang yang akan dijual. Selain berguna sebagai tempat penyimpanan sementara, keberadaan warehouse yang dikelola langsung perusahaan e-commerce dapat memudahkan pedagang dalam mengurus aspek pengiriman barang.

Dengan kata lain, pedagang menyerahkan inventarisnya ke perusahaan e-commerce untuk menangani setiap pengiriman dengan maksimal. Mulai dari pengemasan barang, pendataan alamat, hingga pengiriman ke alamat pembeli. Perusahaan e-commerce B2C seperti Blibli, Zalora, JD.id, Orami menjadikan alur ini sebagai rantai distribusi utama mereka. Perusahaan yang menggabungkan konsep B2C dan C2C seperti Lazada juga menggunakan alur ini sebagai salah satu opsi pengiriman barang ke pembeli.

5. Penjual Online > Perusahaan E-commerce > Perusahaan Ekspedisi > Pembeli

Alur terakhir ini juga menyertakan slot warehouse sebagai tempat penyimpanan barang. Hanya saja, perusahaan e-commerce yang menggunakan alur ini umumnya tidak punya tim kurir sendiri. Karenanya, mereka memanfaatkan perusahaan ekspedisi eksternal untuk memproses pengiriman barang ke pembeli.

Ketika pembeli menyelesaikan transaksinya dengan penjual online yang ada di platform e-commerce terkait, barang yang dipesan akan dikemas di warehouse perusahaan e-commerce itu. Setelah dianggap memenuhi prosedur pengemasan, barang itu akan diambil/dikirim ke perusahaan ekspedisi eksternal. Di perusahaan ekspedisi, barang itu kembali diproses dan disortir berdasarkan daerah tujuan. Setelah semuanya selesai, barang akan mulai didistribusikan ke alamat pembeli.

Sejumlah perusahaan C2C seperti JakMall, Tees.id, Otten Coffee menggunakan alur ini untuk mengirim barang. Perusahaan B2C seperti Matahari.com juga menyertakan alur ini dalam pendistribusian produk-produknya.

J. Metode Pembayaran E-Commerce

Untuk masalah pembayaran, ada beberapa metode yang sering digunakan dalam E-Commerce, yaitu

·         Pembayaran Elektronik

Pembayaran dengan metode ini menggunakan internet banking, kartu kredit/debit, atau dengan uang digital yang sudah beredar seperti Go-Pay, Ovo, Link aja, Dana, Dan lainnya.

·         Pembayaran Cash On Delivery ( Cash On Delivery )

Transaksi pembayaran dengan metode ini dilakukan secara langsung. Jadi Penjual dan Pembeli akan bertemu sesuai dengan kesepakatan ( bisa juga dengan bantuan perantara kurir ), setelah menerima barang, pembeli membayarkan uang secara tunai kepada pihak Penjual. Pembayaran menggunakan metode ini juga dapat meminimalisir terhadap penipuan secara online.

·         Pembayaran lewat Transfer

Pihak pembeli akan mentransfer sejumlah uang ke nomor rekening penjual. setelah membayar, barang baru akan dikirim oleh penjual melalui jasa pengiriman.

SOAL LATIHAN.

1.  Kegiatan bisnis atau jasa yang berkaitan erat dengan konsumen, manufaktur, ISP dan pedagang perantara denganmenggunakan media elektronik disebut:

a.       E-Banking

b.      E-Commerce

c.       E-Payment

d.      E-Government

2. Proses yang terintegrasi untuk mencapai hasil yang efisien dan efektif dalam konsep E-Commerce disebut:

a.       Automation

b.      Interaction

c.       Streamlining

d.      Transaction

e.       Publishing

3. Sistem komunikasi bisnis antar pelaku bisnis dengan konsumen untuk memenuhi kebutuhan tertentu pada saat tertentu disebut:

a.       B2C

b.      C2B

c.       G2C

d.      C2G

e.       C2B

4. Dibawah ini merupakan manfaat E-Commerce bagi perusahaan kecuali:

a.       Jangkauan Global

b.      Efisiensi Pengandaan

c.       Keterbatasan SDM

d.      Kecepatan time to market

e.       Inovasi model bisnis

5. Meningkatkan hubungan dengan konsumen termasuk manfaat E-Commerce untuk:

a.       Perusahaan

b.      pemerintah

c.       Konsumen

d.      Jawaban B dan C benar

e.       Masyarakat

6. Berikut adalah tantangan E-Commerce, kecuali:

a.       Keamanan

b.      Kepercayaan dan resiko konsumen

c.       Keterbatasan SDM

d.      Dimana saja kapan saja

e.       Model bisnis

7. Manakah manfaat E-Commerce bagi perusahaan:

a.       Pengurangan biaya operasi

b.      Kustomisasi dan personalisasi

c.       Masalah organisasi

d.      Dimana saja kapan saja

e.       Rantai pasokan dinamis

8. Model EC dimana organisasi menyediakan jasa, informasi dan poduk kepada individu      karyawannya, disebut:

a.       E-Government

b.      Collaborative Commerce

c.       Business to Employee

d.      E-Learning

e.       Exchange

9. Bursa elektronik untuk umum yang beranggotakan banyak pembeli dan penjual, disebut:

a.       E-Government

b.      Collaborative Commerce

c.       Business to Employee

d.      E-Learning

e.       Exchange

10. Contoh website model pemasaran A Friedly Search Engine Web, adalah:

a.       www.amazon.com

b.      www.iklanbaris.com

c.       www.google.com

d.      www.multiply.com

e.       www.jogjacybermall.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Maaf jika masih banyak kesalahan dikarenakan admin juga masih belajar

PRATIKUM PEMASARAN fatimahtuzzahro

 Assalamualaikum wr.wb Perkenalkan nama saya fatimahtuzzahro. Saya dari kelas XI ,pemasaran. Mata pelajaranšŸ“;konsentrasi keahlian,Sekolah d...